CERITA DEWASA NO FURTHER A MYSTERY

cerita dewasa No Further a Mystery

cerita dewasa No Further a Mystery

Blog Article

Meski lelah, tapi tubuhku tetap bergolak ingin merasakan lebih. Aku pun mengangguk lemah yang kemudian disahut dengan senyuman Abah Mahmud.8964 copyright protection169712PENANAHHY07V9Kr0 維尼

Aku pun segera kembali pura-pura tidur menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Hanya membayangkan saja sudah membuat memekku banjir tak karuan.8964 copyright protection169712PENANAPIeVHXgmrx 維尼

Ummah Hawa pun berkali-kali meludahi jemarinya dan melesakkam ke anusku secara bergantian supaya cukup pelumas. Bahkan mulut Ummah Hawa begitu terampil mengulum dan membersihkan kontol Abah yang belepotan lendir anus.8964 copyright protection169712PENANA5JmrOHh2dW 維尼

Lalu dia pindah ke atas kepalaku. Dia raih tanganku dan dibaluri dengan minyak pijat itu. Lembut dia memijat tapi aku langsung merasa geli kalau sudah sampai di bagian ketiak, apalagi tak berhenti di ketiak, pijatannya, eh bukan, rabaannya berlanjut ke daerah samping payudaraku. Aku hanya bisa mendesis saja.

Mataku mendelik ke atas merasakan luapan kenikmatan yang maha dahsyat. Kalau ada yang bilang “dimension does issue”, itu benar adanya. Bahkan saat Abah Mahmud hanya bergerak sedikit saja, rasa nikmat yang menjalar begitu deras.

Tangan kiri Abah Mahmud kini yang bertugas meraba dan membelai kaki kiriku hingga pinggulku yang sudah tak tertutup oleh daster. Begitu lihainya jemari terampil Abah Mahmud menjamah setiap bagian sensitif tubuhku dan terus naik menyibakkan dasterku.

Aku pun terkejut ketika melihat sosok abah Mahmud. Tak kusangka kalau beliau masih keturunan arab. Hidung mancung dengan wajah khas timur tengah serta jenggot yang lebat semakin mengesankan kalau beliau keturunan arab. Postur tubuh yang tinggi, gempal, besar menjadi ciri khas orang-orang dari daerah sana. Meski sudah berumur 60 tahun, tapi fisiknya masih tegap dan segar tak seperti orang-orang tua pada umumnya.

Yang ku tau keesokan paginya aku sudah berada di kamar Ummah Hawa dengan daster merah marun milik Ummah Hawa.8964 copyright protection169712PENANAghxsQ5HFkg 維尼

Tak perlu diperintah, aku pun segera melepas abaya dan dalamanku hingga hanya bersisa handsock dan kaos kaki saja. Kembali pesta seks pun kami nikmati sepuasnya. Semua gaya dan method seks kami lakukan dalam waktu yang singkat itu. Betapa nikmatnya.8964 copyright protection169712PENANAIPTcejUMO5 維尼

Santriwati yang berasal dari berbagai daerah dan berbeda-beda usia tengah sibuk membaca Qur’an, ada juga yang sedang muroja’ah hafalannya. Sebagian juga ada yang mengikuti setoran akbar bersama santriwati yang lebih senior.8964 copyright protection169712PENANAiR7E9IB8Bk 維尼

Hampir sekitar 1 tahun lamanya setelah terakhir kalinya mas Fahmi berangkat dakwah 40hari. Aku pun mulai terbiasa dan nyaman jika ada panggilan dakwah datang pada mas Fahmi.

Sensasi nikmat saat kontol Abah menyodok kuat pintu rahimku menyengat kuat seluruh tubuhku hingga ke ubun-ubun. Aku pun mendesah, merintih, melenguh, meracau semauku perkentotan tanpa ada batasan. Layaknya orang naik kuda, gerakan pinggulku begitu cepat maju mundur. Abah Mahmud pun kusuguhi keindahan tubuh putih mulusku ditambah tarian sensual kedua toketku yang bergoncang hebat karena cepat nya gerakanku.

Setelah sekitar 2 bulan lamanya kami tinggal di pondok, kemudian secara mendadak Ummah Hawa memberitahu kalau pondok akan ditutup paksa. Ia tak memberikan penjelasan detil kenapa Pondok ditutup, tapi menurut berita yang beredar terjadi ketidak-cocokan antara Abah Mahmud dan Yayasan Pondok.

Tapi sifat humble keduanya membuat kami pun tak merasa sumpek ketika bergaul dengan keduanya. Bu Mirna sendiri punya sifat humoris yang tiada duanya yang selalu membuat malam-malam kami menjadi berwarna. Para santriwati pondok pun cepat akrab dengan kami sehingga bisa meredam rasa rinduku pada mas Fahmi.8964 copyright protection169712PENANAkZByRS1535 維尼

Report this page